Di SMANDA itu Merubah Kebiasaan
Azzidan Mahara Sukma, alumni SMANDA angkatan 23, berbagi pengalaman berharga tentang perannya di ekstrakurikuler Debat Politik yang membantunya mengembangkan keterampilan public speaking, mencapai prestasi nasional, dan membanggakan almamater.
INSPIRASI ALUMNI
Azzidan Mahara Sukma
10/30/20243 min read


Halo Akang/Teteh perkenalkan nama saya Azzidan Mahara Sukma angkatan 23. Kalo kata kang Ade angkatan saya adalah angkatan ke 41 yang lulus dari SMANDA. Punya nama yang di kenal oleh satu kabupaten kuningan adalah hal yang paling bisa di banggain sama smanda. Jadi salah satu sekolah favorit membuat smanda di minati oleh seluruh siswa didik masyarakat kuningan. Dimata masyarakat, SMANDA adalah sma nomor satu yang berada di kaki Gunung Ciremai. Dengan membawa nama yang begitu besar tentu smanda mempunyai adat adat istimewa yang bisa membuat nama nya sebesar itu. Kebetulan saya adalah salah satu anggota ekstrakulikuler Debat Politik.
Dengan membawa percaya diri nya Debat Politik mengatakan bahwa ia adalah salah satu penyumbang piala terbanyak di smanda. Memang benar adanya. Masuk debat politik merubah kebiasaan saya yang tadinya nya apatis terhadap politik menjadi peduli terhadap politik. Kecil kecilan saja dari yang malas membaca berita menjadi sering membaca berita. Menurut saya kebiasaan eskul lain pun tentu tak kalah keren nya dari debat politik. Tetapi, merubah kebiasaan saja tidak cukup untuk berada di smanda. Saya merasa cukup kecewa dengan nilai raport saya disaat kelas 10. Melihat teman teman saya mendapat ranking dan nilai yang besar membuat saya lebih terpacu untuk sejajar dengan mereka. Tetapi apadaya mengejar mereka yang gila gilaan belajar. Sampai suatu saat ketika presentasi saya melihat celah dimana saya bisa duduk sejajar dengan mereka yang mendapatkan rangking dan perhatian dari guru. Publik Speaking. Publik Speaking yang menjadi soft skill bisa saya manfaatkan sebagai peluang untuk duduk sejajar dengan para juara. Bahkan lebih. Disitu lah peran eskul debat politik dimulai dalam kehidupan smanda saya.
Walaupun saya berada di angkatan covid, kaka kelas saya tak kehabisan cara untuk menjalankan eskul tersebut. Ya. Zoom. Zoom adalah salah satu cara akang teteh kelas 11 dan 12 membagikan ilmu nya. Saya sadar bahwa ilmu yang diberikan akang teteh harus saya aplikasikan di kehidupan sehari hari. Singkat cerita saya mulai selalu maju jika presentasi dadakan. Lumayan. Saya menjadi orang yang di perhatikan se isi kelas jika pelajaran tersebut berkaitan dengan Public Speaking. Setelah itu pun saya mulai mencoba lomba lomba di saat kelas 11 semester 2. Kenapa tidak dari kelas 10? Karena covid menghentikan beberapa lomba lomba. Sehingga saat keadaan mulai normal baru bermunculan kembali event event lomba.
Saya tak pernah lupa apa yang dikatakan kaka kelas saya “Jangan sampai prestasi debat berhenti diangkatan kamu” kata kata yang membuat semangat dan adrenaline naik. Singkat cerita saya bersama teman teman saya alya dan daffa mengikuti lomba expo 5 yang di selenggarakan oleh Al-Mutazam dengan di bimbing oleh Pa Eman dan akang teteh kelas 12 kami memberanikan diri. Pengalaman pertama lomba membawa nama besar smanda. Lomba tersebut ternyata berada di tingkat nasional. Sman 2 Brebes menjadi lawan kami di final. Alhamdulillah kami mendapatkan juara 1 untuk lomba pertama kami. Prestasi eskul debat tidak berhenti di angkatan 23. Dengan meraih gelar juara para guru menjadi tau bahwa kami juara disaat eskul lain tidak aktif. Karena Pa Eman sendiri tidak memberitahu kami mengikuti loma tersebut. Gempar satu kantor kata pa eman.
Terlebih kami juara di tingkat nasional. Senang rasanya bisa berguna bagi smanda. Tidak pernah menyangka jika saya yang pendiam di smp bisa begitu aktif di smanda. Ini semua tidak luput dari ilmu akang teteh, Pa eman, Serta para alumni. Saya meyakini semangat juang dan kebiasaan yang turun temurun yang ada di smanda yang membuat saya menjadi seperti sekarang. Maka dari itu butuh berpuluh puluh ucapan terimakasih kepada akang teteh yang telah mempertahankan kebiasaan positif di smanda. Karena kebiasaan kebiasaan kecil seperti jalan ngincig, adat ambalan dan kebiasaan lain nya yang membuat saya bisa seperti sekarang ini. Dengan meraih juara saya bisa duduk sejajar dengan para juara kelas bahkan pararel. Jadi untuk menjadi juara perlu memperhatikan peluang serta menerapkan kebiasaan kebiasaan kecil yang bermanfaat.
Biodata penulis: Azzidan Mahara Sukma, Angkatan: 2023, Saat ini beraktivitas sebagai Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi.